Wilayah kabupaten Lingga terdiri dari 377 pulau dengan luas perairan lebih luas dari
daratannya. Dengan demikian aktivitas kehidupan manusia pada zona pesisir secara umum
tergantung pada hasil laut. Ikan merupakan primadona produksi perikanan yang menonjol
dibandingkan dengan biota lain. Disamping itu masih ada beberapa komoditi eksport lain seperti
cumi-cumi dan lainnya. Dengan demikian maka aktivitas di perairan (laut) sangat padat
disamping sebagai alur pelayaran lokal antar pulau maupun internasional ke Singapura juga
merupakan aktivitas peningkatan penangkapan ikan cukup tinggi. Efek dari berbagai aktivitas di
laut akan berpengaruh pada kondisi ekosistem laut itu sendiri seperti ekosistem mangrove, lamun
dan terumbu karang.
Ketiga ekosistem tersebut memiliki fungsi nilai, baik dilihat dari aspek ekologis maupun
aspek ekonomis. Dalam kaitannya dengan sumberdaya hayati, ketiga ekosistem tersebut
merupakan tempat mencari makan (feeding ground), tempat memijah (spawning ground) serta
merupakan daerah asuhan (nursery ground) bagi berbagai biota laut yang berasosiasi.
Oleh karena itu, informasi mengenai ketiga ekosistem tersebut sangat diperlukan bagi
penentu kebijakan didalam mengelola wilayahnya. COREMAP-CTI yang merupakan kegiatan
pengelolaan terumbu karang memasukkan perairan Lingga Utara dan sekitarnya sebagai bagian
dari wilayah implementasinya.