2014 - Monitoring Kesehatan Terumbu karang dan Ekosistem Terkait di Kabupaten Bintan

Kabupaten Bintan merupakan sebuah kepulauan di Propinsi Kepulauan Riau yang memiliki luas 1.318 km2 yang terletak di bagian selatan Laut Cina Selatan .Ekosistem terumbu karang, padang lamun, ekosistem mangrove tersebar hampir di seluruh area kawasan pesisir. Tahun 2009, di wilayah kabupaten ini ditetapkan Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Kabupaten Bintan sebagai satu-satunya kawasan konservasi tingkat kabupaten ditetapkan melalui SK Bupati No. 58/II/2009 memiliki luas 472.905 ha. Dasar penetapan kawasan menjadi wilayah konservasi adalah tingginya keanekaragaman terumbu karang namun dihadapkan pada tingginya gangguan antropogenik terhadap kondisi karang tersebut. Selain karang, wilayah ini memiliki luasan mangrove dan padang lamun yang cukup tinggi khususnya diwilayah selatan Pulau Bintan.

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan COREMAP CTI, telah dilakukan penelitian untuk mengumpulkan data dasar (baseline study) , pada bulan September 2014. Kegiatan penelitian meliputi pengamatan ekosistem terumbu karang yaitu pengamatan karang, ikan karang dan biota megabentos, juga pengamatan ekosistem terkait yaitu ekosistem mangrove dan padang lamun. Lokasi yang diamati masuk dalam Kawasan Konservasi Perairan Daerah, terletak di pesisir timur Pulau Bintan Kecamatan Bintan Timur, Pulau Mapur, Pulau Erapas, Pulau Numbing, yang merupakan stasiun lama pada COREMAP II, dan stasiun tambahan di Pulau Pangkil Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dasar ekosistem terumbu karang, mengukur kesehatan hutan mangrove yang tumbuh di pesisir KKPD Kabupaten Bintan, dalam kaitannya juga dengan padang lamun . Metode yang digunakan ialah metode transek, dan masing-masing substansi mempunyai modifikasi transek tersendiri, karang dengan ôUnderwater Photo Transect, ikan karang dengan ôUnderwater Visual Censusö, megabentos, dengan ôReef Check Benthosö. Untuk mangrove dengan transek tegaklurus garis pantai, dibantu dengan pembuatan petak, untuk lamun dengan transek (50 m),sejajar garis pantai. Untuk Sistem Informasi Geografis, menggunakan data citra sebagai peta dasar dan dengan pegecekan langsung di lapangan (ground truth). Hasil pengamatan, untuk karang, secara garis besarnya persentase tutupan karang bervariasi dari kategori jelek sampai dengan baik. Hasil sensus visual ikan karang kategori ikan indikator dan ikan target di Kabupaten Bintan pada 14 stasiun pengamatan mencatat sebany1.167 individu yang tergolong dalam 31 jenis dan suku 7 . Fauna megabentos yang ditemukan di setiap stasiun pengamatan adalah sebanyak 5 jenis dengan total individu 1629 individu. Kawasan konservasi perairan daerah Kabupaten Bintan memiliki kondisi mangrove dengan kategori cukup baik dan baik dengan rentang persentase tutupan mangrove antara 63.96 ¦ 21.27 % sampai 89.57 ¦ 3.71%. Total lamun yang tercatat di seluruh transek permanen di Perairan Bintan adalah sembilan jenis, yaitu Enhalus acoroides (Ea), Thalassia hemprichii (Th), Cymodocea rotundata (Cr), Cymodocea serrulata (Cs), Halodule uninervis (Hu), Halophila pinifolia (Hp), Syringodium isoetifolium (Si), Thalassodendron ciliatum, Halophila ovalis (Ho). Hasil selengkapnya untuk masing-masing substansi penelitian , disajikan dalam bentuk peta, grafik maupun tabel.