MONITORING KESEHATAN TERUMBU KARANG DAN EKOSISTEM TERKAIT DI TWP SELAT BUNGA LAUT, KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Pada tanggal 18 û 29 Mei 2016, Tim monitoring kesehatan ekosistem terumbu karang dan ekosistem terkait melakukan survey di Taman Wisata Perairan (TWP) Selat Bunga Laut, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.Timdipimpin oleh Muhammad Abrar yang disertai dengan parapeneliti dari Pusat Penelitian Oseanografi - LIPI, Yayasan Minang Bahari, dan Dinas Kelautan Perikanan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Pelaksanaan monitoring tersebut bertepatan pada musim peralihan dari musim barat ke musim timur yang ditandai dengan cuaca cerah, kadang berawan dan hujan.

Survey tersebut merupakan tahun kedua (T2) pada program monitoring biofisik COREMAP-CTI di kawasan tersebut. Total 9 stasiun terumbu karang, 5 stasiun padang lamun dan 4 stasiun mangrove, dimana stasiun-stasiun tersebut tersebar di Pulau Siberut sisi barat daya  dan Pulau Sipora sisi utara. Metode yang diterapkan untuk melakukan monitoring di ketiga ekosistem tersebut adalah mengikuti buku panduan survey yang telah diterbitkan oleh COREMAP CTI û LIPI.

Tim mencatat telah terjadi pemutihan karang sekitar 20-30% pada setiap stasiun,  dimana karang yang telah mengalami kematian akibat pemutihan karang tersebut mencapai 40% lebih, dan kurang dari 10% yang masih hidup. Karang yang mengalami pemutihan adalah dari kelompok karang massive (Poritidae, Mussidae dan Faviidae), karang encrusting (Montipora dan Porites), serta beberapa karang lembaran dari famili Agariciidae dan Faviidae. Karang yang  mengalami kematian adalah Pocilloporidae dan Acroporidae.  Karang-karang yang masih hidup terutama dari karang encrusting, seperti Pavona, Leptoseris, Galaxea, Tubastrea micranta, serta karang bercabang Porites dan Montipora.  Pemutihan karang terjadi sampai kedalaman 15-20 meter, dimana suhu tercatat pada saat tersebut adalah 31 û 32oC. 

Ikan indikator tercatat 16 jenis dan ikan target 35 jenis. Kehadiran dan kepadatan megabenthos didominasi oleh kima dan bulu babi, sedangkan bintang laut bulu seribu dan lobster tidak dijumpai. Tutupan padang lamun mencapai 43,80% didominasi oleh spesies Cymodocea rotundata.  Vegetasi mangrove didominasi oleh Rhizopora mucronata dan Rhizopora apiculata, dimana secara umum terjadi peningkatan tutupan tajuk berkisar 1 sampai 12% dibandingkan survey pada tahun sebelumnya.

Secara keseluruhan, dalam rentang waktu dua tahun monitoring (2014-2016) telah terjadi penurunan kondisi ekosistem terumbu karang dan lamun di perairan TWP Selat Bunga Laut, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.  Diduga penyebab penurunan tersebut sebagai akibat dari kejadian pemutihan karang (coral bleaching), sedimentasi, dan aktifitas manusia, seperti penambangan pasir dan batu karang, panen langsung biota benthos di terumbu dan penebangan hutan mangrove. Foto-foto di bawah menunjukan beberapa aktifitas pengumpulan data di lapangan. (Susetiono)