Pemutihan Karang ( bleaching Coral) dan Kejadian bleaching tahun 2016

Kejadian bleaching di karang  merupakan peristiwa keluarnya zooxanthella dari karang, yang ditandai dengan memudarnya warna seluruh  karang menjadi putih. Pada tingkat lanjut memutihnya warna karang ini akan diikuti oleh kematian karang.  Zooxanthella adalah mikroalgae dari kelompok dinoflagellata yang hidup sebagai simbion didalam jaringan endoderm karang. Koloni karang menjadi putih ketika ditinggalkan oleh zooxanthella karena warna karang ditentukan oleh pigmen yang ada di dalam zooxanthella. Zooxanthella tidak hanya hidup dijaringan karang keras tetapi juga hidup di karang lunak, zoanthid dan anemone serta di tridacna atau kima. Sehingga bila terjadi bleaching tidak hanya karang keras yang memutih tetapi semua hewan yang bersimbiose dengan zooxanthella.

Penyebab utama bleaching adalah terjadinya perubahan suhu air laut diatas atau dibawah normal. Karang tumbuh dengan baik atau optimal dilaut tropis pada suhu 28 û 290 C. Bila terjadi kenaikan suhu 2 û 3o C diatas atau dibawah normal dalam kurun waktu antara 1 û 2 minggu maka karang akan menunjukkan tanda-tanda terjadinya bleaching. Bila suhu naik atau turun berlanjut hingga satu bulan maka seluruh koloni karang, karang lunak, anemone dan zoanthid akan memutih dan akan mengalami kematian bila kenaikan suhu atau penurunan suhu hingga mencapai minggu ke enam.

Penyebab terjadi kenaikan massa air laut pada umumnya akibat adanya peristiwa El Nino dan masa air laut yang hangat ini biasanya muncul dari  lautan Pasifik, laut sekitar Australia, Laut Cina selatan atau kadang muncul di Andaman Sea. Penyebab munculnya massa air hangat ini sampai saat ini masih menjadi perdebatan. Penyebab terjadinya bleaching di bagian barat Sumatera bagian selatan, kadang-kadang disebabkan oleh turunnya suhu dibawah normal (dibawah 26oC). Penurunan suhu ini biasanya bersamaan dengan adanya Indian Ocean Dipolemode, dimana masa air dingin  dibawa hingga disebelah barat Sumatera.

 

Kejadian bleaching ini sebenarnya merupakan bencana alam bagi karang karena setiap kejadian bleaching kematian karang dapat mencapai 80 û 90%. Kejadian bleaching yang bersamaa dengan El Nino di Indonesia yang tercatat pertama kali terjadi pada tahun 1982 û 1983, yang menyebabkan kematian karang secara masal di Laut Cina selatan, Laut Jawa dan Selat Sunda. Kematian karang di Pulau Seribu dan Pulau-Pulau Karimunjawa mencapai 90%. Pada tahun 1997 û 1998 terjadi lagi El Nino dan mengakibat kematian karang secara masal di Luat Cina Selatan, Laut Jawa hingga mencapai 60 -70%. Pada saat yang bersamaan dibagian barat Sumatera bagian selatan juga terjadi kematian karang secara masal namun penyebabkan bukan karena naiknya suhu tetapi terjadi penurunan hingga dibawah 26oC. Kematian karang di bagian barat Sumatera ini mencapai 90%. Kejadian El Nino pada saat itu bersamaan dengan kejadian IOD (Idian Ocean Dipolemode). Pada tahun 2010 terjadi bleaching karang di Kepulauan Natuna, Kepulauan Riau dan disekitar Aceh terutama di Pulau Weh. Namun massa hangat air ini tidak berlanjut keselatan sehingga terumbu karang di Bangka Belitung dan Pulau Seribu selamat. Pada tahun ini 2016 karang yang mengalami bleaching karang terjadi bagian barat Sumatera, Pantai selatan jawa, Bali, Lombok hingga selatan NTT dan NTB. Masa air yang hangat ini muncul pada bulan maret dan kematian masal karang sangat bervariasi. Kematian karang pada tahun ini juga terjadi di Great Barrier Reef Australia dan kematian karang dilaporkan mencapai 90%.  Kejadian bleaching saat ini tampaknya tidak akan berlanjut karena anomali pemanasan masa air di sebelah selatan Samudera Hindia telah bergerak normal kembali. El Nino dan kejadian bleaching diyakini merupakan akibat terjadinya perubahan iklim global. Kejadian-kejadian EL Nino sebenarnya telah terjadi pada tahun masa lalu namun frekuensi kejadian  El Nino menjadi lebih sering. Hal ini dapat dilihat bahwa dalam kurun waktu 25 tahun terakhir telah sedikitnya 4 kali kejadian El Nino yang disertai Bleaching karang.

Pertanyaan yang sering muncul adalah apakah karang yang telah mengalami pemutihan/ bleaching dapat sembuh kembali ?. Jawabannya adalah tergantung dari jenis karangnya dan tingkat stress yang dialami karang akibat naiknya suhu air laut disekelilingnya. Beberapa karang ada yang sangat sensitive terhadap perubahan suhu dan ada jenis karang yang cukup kuat untuk tetap bertahan. Jenis karang  dari  kelompok Pociliporoid dan Acroporoid sangat sensitive dan tidak akan dapat bertahan bila terjadi kenaikan suhu sedangkan karang-karang dengan Porites dan karang dengan polyp besar biasanya lebih tahan terhadap kenaikan suhu. Karang-karang jenis yang terakhir ini akan kembali normal bila kenaikan suhu tidak lebih dari satu bulan sampai enam minggu. Bila kenaikan suhu hanya terjadi selama 2 û 3 minggu biasanya karang dapat bertahan dan akan segera pulih kembali warnanya seperti semula. Pada prinsipnya sebenarnya karang hanya mengalami stress dan bila faktor penyebab stress hilang (dalam hal ini temperatur kembali normal) maka karang akan segera pulih kembali. Kondisi sebaliknya bisa terjadi yaitu bleaching yang sangat parah yaitu saat kejadian bleaching diikuti oleh faktor lain yang memperparah kondisi lingkungan sekitarnya. Sebagai contoh saat kejadian bleaching bersaman dengan waktu transisi yaitu musim peralihan antara musim barat ketimur atau sebaliknya. Pada kondisi ini air laut sangat tenang, ditambah dengan intensitas cahaya matahari maksimal. Dalam kondisi seperti ini biasanya akan muncul berbagai pertumbuhan filamentus, turf alage, cyanobacteria dan penyakit karang. Bila hal ini terjadi maka akibat bleaching akan berakibat sangat fatal.

 

Mengapa karang pada waktu terjadi kenaikan suhu yang berkepanjangan mengakibatkan karang mati ? Pada tingkat sel yang terjadi adalah dinding sel lysosome sekunder bocor yang berakibat terjadi kematian sel tersebut. Pada setiap sel terdapat lysosome primer dan sekunder yang berfungsi sebagai penghancur setiap benda asing yang masuk kedalam sel. Pada saat lysosome telah berubah menjadi lysosome sekunder maka kantong-kantong ini berisi zat dapat menhancurkan apa saja dan bila diding dari kantong kecil ini bocor kedalam sel maka sel sendiri dapat mati. Oleh karena itu kantong-kantong kecil ini disebut sebagai kantong bunuh diri (suciade bag). Pada saat terjadi kenaikan suhu air laut   menyebabkan dinding-dinding lysosome sekunder ini menjadi rapuh dan bila stress panas berlanjut akhirnya dingding kantong lysossome menjadi bocor. Kebocoran dinding lysosome ini akan menumpahkan isinya ke sel dan berakibat selnya sendiri menjadi hancur dan mati. Sebenarnya karang mempunyai ôheat shock proteinö yang akan secara otomatis bekerja bila karang mengalami stress akibat terkena panas, namun sayangnya heat shock protein tidak dapat bertahan waktu cukup lama.

Pertanyaan berikutnya apakah Bleaching dapat dicegah ? jawabannya hampir tidak mungkin karena kita tidak dapat mencegah atau menahan masa air laut yang hangat yang dibawa oleh pola arus dan menghantam daerah terumbu karang kita. Namun dari pengalaman menunjukan bahwa kondisi terumbu karang yang baik dengan persentase tutupan karang hidup diatas 50 % akan lebih tahan terhadap stress panas atau kejadian bleaching.  Sedangkan terumbu karang dengan kondisi buruk dibawah 15% bila terjadi bleaching akan punah, oleh karena itu mempertahankan kondisi karang yang baik menjadi kuajiban yang harus dilakukan.

Bila telah terjadi bleaching berapa lamakah terumbu karang akan pulih kembali ? Hasil pengamatan kita di Pulau seribu persentase tutupan karang kemabli seperti semula butuh waktu sekitar 7 û 10 tahun sedangkan keanekaragaman jenis karangnya membutuhkan waktu yang lebih lama. Permasalahannya adalah frekuensi El Nino yang disertai dengan kejadian bleaching menjadi lebih sering, yang dikawatirkan adalah bila terjadi bleaching dan proses pemulihan belum selesai telah terjadi lagi kejadian bleaching maka terumbu  karang akan  mengalami kerusakan yang parah.

Karang dapat mengalami stress yang disebabkan berbagai macam faktor dan reaksi pertama yang umumnya ditujukkan adalah terjadinya perubahan warna karang menjadi putih. Ciri karang yang mengalami bleaching akibat menghangatnya suhu air laut adalah bila pemutihan terjadi pada satu koloni karang secara keseluruhan. Bila dalam satu koloni karang terlihat memutih namun berupa bercak atau spot-spot berarti pemutihan dapat disebabkan oleh karena penyakit. Bila anda melihat koloni-koloni karang memutih dan ujung-ujung percabangan masih tetap hidup pemutihan karang ini kemungkinan disebabkan oleh adanya acanthaster planci (bulu seribu). Bila anda melihat pemutihan karang yang disertai dengan keluarnya mucus yang biasanya mucusnya berupa lembaran maka pemutihan karang disebabkan karena adanya sedimentasi yang akut.

Kejadian bleaching tahun 2016 tampaknya telah berlalu dan El Nino telah digantikan dengan La Nina.