2004 - Survey on Species and Distributrion of Corals in the Framework of COREMAP Database Development

Terumbu karang mempunyai nilai dan arti yang sangat penting dari segi sosial ekonomi dan budaya, karena hampir sepertiga penduduk Indonesia yang tinggal di daerah pesisir menggantungkan hidupnya dari perikanan laut dangkal. Mereka umumnya masih menggunakan cara-cara tradisional dan terbatas di daerah yang relatif dangkal yang umumnya berupa terumbu karang.

Terumbu karang mempunyai berbagai fungsi yang antara lain : Sebagai gudang keanekaragaman hayati biota-biota laut, tempat tinggal sementara atau tetap, tempat mencari makan, berpijah, daerah asuhan dan tempat berlindung  bagi hewan laut lainnya. Terumbu karang juga berfungsi sebagai tempat berlangsungnya siklus biologi, kimiawi dan fisik secara global yang mempunyai tingkat produktivitas yang sangat tinggi. Terumbu karang merupakan sumber bahan makanan langsung maupun tidak langsung dan sumber obat-obatan. Terumbu karang sebagai pelindung pantai dari hempasan ombak dan sumber utama bahan-bahan kontruksi.

Di samping itu terumbu karang mempunyai nilai yang penting sebagai pendukung dan penyedia bagi perikanan pantai termasuk di dalamnya sebagai penyedia lahan dan tempat budidaya berbagai hasil laut. Terumbu karang juga dapat berfungsi sebagai daerah rekreasi, baik rekreasi pantai maupun rekreasi bawah laut lainnya. Terumbu karang juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana penelitian dan pendidikan serta sebagai tempat perlindungan biota-biota langka.

Indonesia secara keseluruhan dan Sulawesi pada khususnya merupakan perairan yang mempunyai kekayaan jenis karang terbesar di dunia. Konsentrasi kekayaan jenis karang terdapat di sekitar Sulawesi bagian utara dimana di daerah ini dapat ditemukan lebih dari 80 genera.

 Identifikasi karang tidaklah semudah identifikasi tumbuhan dan ikan dimana terminologi untuk kedua biota tersebut dapat berlaku umum dan kunci determinasi telah dibuatkan secara mapan. Kesulitan yang dihadapi dalam identifikasi karang adalah terminologi yang ada tidak dapat berlaku secara umum untuk semua jenis karang.  Hampir tiap suku atau bahkan beberapa marga mempunyai terminologi sendiri-sendiri. Sebagai contoh terminologi yang dipakai untuk Acropora tidak dapat diterapkan untuk Porites. Kesulitan yang lain adalah berapa jumlah jenis dari marga Acropora maupun Porites tidak diketahui secara pasti. Sebagai contoh Acropora yang dikenal dari namanya ada sekitar 368 jenis akan tetapi jenis yang benar dan diakui secara internasional tidak lebih dari 113 jenis.

Masih banyaknya masalah dalam identifikasi karang dan sedikitnya publikasi buku identifikasi karang di Indonesia, mendorong penulis mencoba untuk menyusun buku petunjuk lapangan. Buku ini hanya ditujukan untuk memudahkan bagi pemula atau seseorang yang ingin mengetahui beberapa jenis karang di Indonesia secara umum