2007 - Baseline Studi Ekologi Kab. Rajaampat

BS Ekologi Kab. RajaAmpat

Kabupaten Rajaampat merupakan kabupaten baru hasil pemekaran dari Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 46.296 km2 dengan penduduk 27.071 jiwa (tahun 2000). Sekitar 85% luas wilayahnya merupakan lautan dengan 610 pulau, empat di antaranya (P. Misool, P. Salawati, P. Batanta, dan P. Waigeo) adalah pelau besar. Transportasi di wilayah ini mengandalkan pada transportasi laut.

Sebagai lokasi COREMAP yang baru, suatu studi baseline sangat diperlukan untuk mendapatkan data dasar ekologi dari lokasi tersebut, terutama kondisi ekosistem terumbu karang. Lokasi pengamatan kali ini merupakan perluasan dari lokasi yang sudah diamati pada tahun 2006, dan disesuaikan dengan lokasi studi sosial-ekonomi. Metode yang digunakan adalah metode RRI dan LIT untuk observasi karang, metode öReef Checkö untuk sampling biota megabentos, dan metoda RRI dan UVC untuk sampling ikan. Data dasar ini digunakan sebagai dasar untuk pemantauan di masa mendatang, dan untuk bahan evaluasi bagi keberhasilan COREMAP.

Hasil:

  • Dari 41 stasiun RRI terdapat 5 stasiun berkategori baik (tutupan karang hidup 50-74%), 11 stasiun berkategori cukup (tutupan karang hidup 25-49%), dan 25 stasiun berkategori kurang (tutupan karang hidup <25%).
  • Pada beberapa tempat dijumpai kerusakan karang yang disebabkan penggunaan bahan peledak.
  • Endapan lumpur akibat penebangan hutan tampak mencemari perairan dan menurunkan kualitas perairan.
  • Hanya beberapa jenis biota mega bentos bernilai ekonomi penting dijumpai yang dapat dijadikan indikator kesehatan karang.
  • Kelimpahan ikan karang hasil UVC di 7 stasiun permanen adalah 23057 individu/ ha, dengan rasio dari ikan mayor, ikan target, ikan indikator = 38: 19: 1.
  • Hasil pengamatan dengan metode RRI dan UVC menunjukkan adanya 224 jenis ikan karang yang termasuk ke dalam 32 suku.