
Studi potensi perairan laut Kecamatan Badiri, Tapian Nauli dan Andam Dewi, Kabupaten Tapanuli Tengah untuk budidaya rumput laut dan ikan kerapu atas kerja sama antara CRITCûLIPI Jakarta dan Project Implementation Unit (PIU) COREMAP II KABUPATEN TAPANULI TENGAH dengan Pusat Kajian Peternakan, Perikanan, Sumber Daya Pesisir dan Laut (PKP2SPL), Fakultas Peternakan Universitas HKBP Nommensen yang didanai oleh ADB melalui bantuan nomor 1962 -1NO, Kategori 03.
Metode yang dilakukan dalam studi ini adalah metode survei. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengukuran lapangan, observasi lapangan dan wawancara dengan masyarakat dan para staff Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tapanuli Tengah. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait. Pelaksanaan studi ini dibagi dalam tiga tahapan:
- Tahapan Persiapan. Tahapan ini berupa pengkajian data dan kepustakaan, peraturan dan kebijakan Nasional, Propinsi, Kabupaten yang berkaitan dengan ruang lingkup pekerjaan serta mempersiapkan dokumen û dokumen administrasi yang mendukung pelaksanaan kegiatan studi pengembangan budidaya rumput laut dan ikan kerapu di Kecamatan Badiri, Tapian Nauli dan Andam Dewi, Kabupaten Tapanuli Tengah.
- Tahapan survei/pengumpulan data. Tahapan kegiatan selanjutnya melakukan pengumpulan data sekunder dari Instansi terkait, studiûstudi yang berkaitan dengan kegiatan ini dilengkapi dengan data primer yang dilaksanakan dengan menggunakan metode survei dengan mempelajari karakteristik wilayah pesisir dan iaut Kabupaten Tapanuli Tengah untuk mengetahui aspek sosial ekonomi dan budaya masyarakat, perkembangan desa di setiap kecamatan, kondisi infrastruktur dan prasarana sosial yang menunjang usaha budidaya. Disamping itu juga dilakukan analisa kualitas air baik fisika maupun kimia untuk menentukan tingkat kesesuaian lokasi penelitian secara ekologis untuk budidaya ikan kerapu dan rumput laut.
- Tahapan Tabulasi, Kompilasi/Analisis Data. Data yang diperoleh dari lapangan dan laboratorium dianalisis, dikompilasi dan dibandingkan dengan kriteria-kriteria yang sudah ditetapkan untuk menentukan lokasi yang sesuai untuk kegiatan budidaya laut. Data-data kualitatif dianalisis dengan teknik scoring, dan dilakukan "overlay" antara variabel yang diteliti, sehingga dapat diperoleh tingkat kesesuaian lokasi dan luas perairan untuk budidaya rumput laut dan ikan kerapu di ketiga kecamatan tersebut.
Penentuan tingkat kesesuaian lokasi perairan untuk budidaya rumput laut dan ikan kerapu dilakukan dengan 2 pendekatan, yakni : 1) menggunakan matriks kesesuaian, dan 2) pembobotan (scoring). Pada matriks kesesuaian, setiap nilai parameter yang diukur dibagi menjadi empat kelas, yakni sangat sesuai (very suitable), Sesuai (Suitable), Tidak Sesuai saat ini (unsuitable at present), dan tidak sesuai selamanya.
Untuk data-data lapangan yang bersifat kualitatif, variabel kesesuaian diberi bobot yang besarnya ditentukan oleh pengaruh atau peranan variabel tersebut terhadap kegiatan budidaya laut. Pembobotan parameter untuk budidaya rumput laut dan ikan kerapu berbeda karena perbedaan kriteria budidaya. Penentuan kriteria kelayakan perairan untuk kegiatan budidaya rumput laut yang digunakan adalah modifikasi standar Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya 2004.
Prosedur penilaian tingkat kesesuian perairan untuk buididaya ikan kerapu dan rumput laut meliputi dua metode yaitu: matrik kesesuaian dan pembobotan. Metode scoring dengan menggunakan pembobotan untuk setiap parameter dikarenakan setiap parameter memiliki andil yang berbeda dalam menunjang kehidupan ikan kerapu. Parameter yang memiliki peran yang besar akan mendapatkan nilai lebih besar dari parameter yang tidak memiliki andil yang besar. Jumlah total dari semua bobot parameter adalah 100.